Pondok pesantren Al-Ihsan Bentok adalah sebuah Pesantren Tahfizhul Qur’an yang didirikan oleh Yayasan Pondok Pesantren Al-Ihsan Banjarmasin ( Sekarang Yayasan bernama KH. Luthfi Muhammad Yusuf Al-Banjari mulai Tahun 2021). Di atas tanah hibah berukuran ± 100.000 m², yang dihibahkan oleh H. Norhin. Terletak di desa Bentok Kampung Kec. Bati-bati Kab. Tanah Laut. Propinsi Kalimantan Selatan. Dengan cikal bakal satu bangunan Masjid dan satu unit Asrama putra.
Masjid dan asrama tersebut merupakan satu paket program dakwah dan tahfizh dari Yayasan untuk masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan untuk segenap kaum muslimin-muslimat umumnya. Masjid dan Pesantren tersebut telah diresmikan oleh Bupati Tanah Laut yaitu Bapak Drs. H Ardiansyah, pada tanggal 21 Maret 2012 dan disaksikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah Laut Drs. H. Muhammad Tambrin, M.Ag. dan ditutup dengan do’a oleh K.H. Kholilurrahman salah seorang Ulama Ponpes Darussalam Martapura.
Pondok Pendidikan Islam Tahfizhul Qur’an Wa Ad-Da’wah Al-Ihsan Bentok mempunyai program utama Tahfizh Al-Qur’an (menghafal Al-Qur’an) 30 Juz dengan target 3 tahun (6 semester), maka setiap santri diharuskan menghafal Al-Qur’an setiap hari 1 halaman, satu bulan minimal 1 Juz, 1 tahun 10 Juz. Dan diharapkan dalam waktu tiga tahun sudah selesai menghafal dan selambat-lambatnya empat tahun harus sudah selesai.
Disamping program Tahfizh ada juga program Diniyah/ Kitab Pengajian kitab kuning ( Mulai Tahun 2017 ), Program cepat membaca dan memahami Kitab Kuning, Bahasa Arab, Khitobah dan kunjungan silaturrahin ke masyarakat bersosialisasi setiap pekannya.
Sebenarnya cita-cita untuk mendirikan ma’had ini mulai tumbuh seiring dengan mulai berkembangnya gerak Jama’ah Masjid yang sering silaturrahim (berkunjung) ke Masjid-masjid, Langgar ataupun Mushalla di Banjarmasin dan sekitarnya, dan juga ke Masjid-masjid di kabupaten sekitar wilayah provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan silaturrahim ini atau kunjungan ke Masjid-masjid tersebut mulai berlangsung sekitar tahun 1986, yakni sejak kedatangan al-Ustadz Luthfi Muhammad Yusuf dari Mesir dan Pakistan.
Sementara itu Jama’ah-jama’ah masjid yang bergerak di kota dan di Desa-desa menjadi sebab terpenting dalam tumbuhnya kesadaran beragama disebagian kalangan keluarga-keluarga muslim di wilayah ini. Sebagian dari mereka adalah para petani yang tinggal di Desa-desa pemukiman transmigrasi, sebagian lainnya dari kabupaten. Bahwa diantara kesadaran tersebut adalah timbulnya minat yang dari para orang tua untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai Hafidz-hafidz Al-Qur’an atau para penghafal Al-Qur’an.
Sedangkan Tujuan Institusional Pondok Al-Ihsan Adalah antara lain dikehendaki Peserta didik (santri):
- Memiliki sifat keimanan dan akhlaq mulia, dan selalu berusaha memperbaiki diri.
- Memiliki kesemangatan dalam menghidupkan Sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam.
- Mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an sesuai kaidah Tajwid,
- Mempunyai kesemangatan/kegairahan membaca dan menghafal seluruh Al-Qur’an (30 juz), dan istiqomah memelihara hafalannya,
- Berkemampuan membaca/memahami makna Al-Qur’an & Al-Hadits,
- Memiliki kesemangatan dalam menyampaikan ayat-ayat Allah & Hadits-Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Istiqomah dalam ibadah, muamalah, mu’asyarah dan akhlaqul karimah,
- Mempunyaighairah dan kesemangatan dalam usaha da’wah, dan dalam menghidupkan amal-amal masjid.
- Berkemampuan membaca dan memahami kitab-kitab dalam rangka menggali Ilmu-ilmu ke-Islaman.
- Memiliki semangat perjuangan dalam mengembangkan dan menyebarkan Keimanan, Ilmu, Amal dan Akhlaq Islam kepada seluruh ummat dimana saja berada.